PERENCANAAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN HADIST
PERENCANAAN
DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN HADIST
“Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Tafsir Ayat
Manajemen”
Disusun oleh :
SAYYIDURROHMAN
DOSEN PEMBIMBING : Dr.
IRMA SURYANI SIREGAR, MA
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) MADINA
PRODI
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPAI)
T.
A. 2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami hanturkan kehadirat
Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah
melimpahkan seluruh anugerah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan sebaik mungkin
Tiada segala kesempurna pada diri manusia, namun
hanya ada usaha untuk menjadi lebih baik. Makalah ini pun pasti ada ketidak
sempurnaan, akan tetapi didalam ketidak sempurnaan tersebut, sedikit banyaknya
terurai pengetahuan yang dapat dijadikan suatu bahan kuliah sebagai tambahan
ilmu.
Semua orang tahu bahwa kesuksesan tidak datang
secara tiba-tiba namun diperlukan segala usaha yang baik dan disertai doa,
setelah semuanya terlewati maka hasil yang diinginkan pun akan muncul. Hal yang
terpenting jangan terlupakan yaitu “Membaca berarti kita sedang membuka jendela
dunia, maka dari itu membacalah agar dirimu mulia”
Akhir kata, semoga isi makalah ini dapat memberikan
manfaat yang maksimal bagi kita semua. Tak lupa kami meminta kritik dan
saran agar tercipta makalah kami
sempurna selanjutnya.
Panyabungan,
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR
ISI..........................................................................................ii
BAB
I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A.
Latar Belakang ....................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah .................................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN ...................................................................... 2
A.
Pengertian
Perencanaan Dan Ruang Lingkupnya................................... 2
B.
Kandungan
Ayat-Ayat Al-Quran yang Terkait....................................... 3
C.
Manfaat dari
Perencanaan....................................................................... 5
BAB
III PENUTUP ................................................................................6
A.
Kesimpulan............................................................................................. 6
B.
Saran....................................................................................................... 6
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................. 7
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Al-Quran
al-Karim memperkenalkan dirinya dengan berbagai cirri dan sifat. Salah satu di
antaranya adalah bahwa ia merupakan kitab yang keotentikannya di jamin oleh
Allah SWT dan ia adalh kitab yang slalu dipelihara.
إِنَّا نَحْنُ
نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Terjemahannya :
sesungguhnya Kami menurunkan al-Qur’an dan Kamilah Pemeliharan-pemeliharanya.[1]
Demikianlah
Allah menjamin keotentikan al-Qur’an, jaminan yang diberikan atas dasar
Kemahahkasaan dan Kemahatuhanan-Nya, serta berkat upaya-upaya yang dilakukan
oleh makhluk-makhluk-Nya, terutama manusia.[2]
Al-Qur’anul
karim juga sebagai kitab suci kaum muslimin memiliki beberapa fungsi antara
lain sebagai “Hudan atau petunjuk” sebagaimana dalam al-Qur’an surah al-Baqarah
ayat 2:
ذَلِكَ
الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِين
Terjemahannya:
Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa.[2]
Untuk
memperoleh petunjuk tersebut diperlukan adanya pengkajian terhadap al-Qur’an
itu sendiri, sehingga kaum muslimin benar-benar bisa mengambil manfaat yang
sebesar-besarnya terhadap kandungan al-Qur’an tersebut, yang kompleks membahas
permasalahan-permasalahan yang sudah terjadi, sedang terjadi, maupun yang belum
terjadi. Semua hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Maupun keberadaan
alam ini sudah termaktub dalam al-Qur’an. Termasuk permasalahan mulai dari asal
kejadian manusia, sampai pada aktivitas yang dilakukan manusia dalam hal ini
tentang Perencanaan, hal tersebut sudah tertulis di dalam al-Qur’an.
Yang
harus disadari adalah bahwa pemahaman manusia terhadap al-Qur’an, bagaimanapun
sepenuhnya bersandar pada kapasitas akal, dan apapun yang bersandar pada akal
tersebut tidak pernah menjadi hal yang mutlak, jadi sepenuhnya persoalan akal
dan kualitasnya dalam memahami al-Qur’an dan seberapa jauh kemampuan akal untuk
kajian dan interprestasi secara tepat dalam konteks tertentu. Untuk itulah
dalam pembahasan ini penulis mencoba mensinergiskan dan mengungkap secara
langsung bahwa perencanaan sesungguhnya
dapat kita kaji dan kita interpretasikan dengan al-Qur’an jika akal kita mau
berpikir.
Perencanaan
merupakan kegiatan awal dalam sebuah pekerjaan, dalam bentuk memikirkan hal-hal
yang terkait dengan pekerjaan dimaksud, agar mendapatkan hasil yang optimal.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan?
2. Bagaimana kandungan ayat-ayat al-qur’an terkait
pembahasan masalah perencanaan?
3. Bagaimana manfaat perencanaan dalam kehidupan
sehari-hari?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaan Dan Ruang
Lingkupnya
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Perencanaan berasal kata rencana yang artinya
cerita; rancangan; konsep; laporan pemberitaan, sedangkan perencanaan itu
sendiri berarti proses; cara; perbuatan merencana; penyusunan rencana (kosep,
cerita, uraian).[3]
Banyak cara yang
dapat kita gunakan untuk mendefenisikan perencanaan itu sendiri diantaranya:
§ Latar belakang pendidikannya.
§ Latar belakang sosialnya.
§ Latar belakang pengalamannya.
§ Filsafat hidup orang yang bersangkutan.
§ Paradigma yang digunakan.
§ Pra anggapan yang dijadikan acuan acara konseptual.
§ Pendekatan kognitif yang digunakan dalam aksestuansi
tertentu.
§ Bentuk, sifat dan jenis factor-faktor lingkungan
yang diperhitungkan.
§ Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Adapun
pengertian perencanaan itu sendiri banyak di ungkap oleh pakar atau ahli
diantaranya:[4]
· Kaufman (1972) sebagaimana dikutip
Harjanto, Perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam
rangka mencapai tujuan absah dan bernilai.
· Bintoro Tjokroaminoto mendefinisikan
perencanaan sebagai proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis
yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
· Perencanaan merupakan usaha sadar dan
pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal
yang akan dikerjakan di masa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
· Pramuji Atmosudirdjo mendefinisikan
perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan
dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukan,
bilamana, dimana, dan bagaiman melakukannya.
· SP. Siagiaan mengartikan perencanaan
adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang menyangkut
hal-hal yang akan dikerjakan di masa datang dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya.
· Y.Dior berpendapat perencanaan adalah
suatu proses penyiapan seperangkat keputusan untuk dilaksanakan pada waktu yang
akan datang , dalam rangka mencapai sasaran tertentu.
· Perencanaan adalah suatu rangkaian
proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi dan
apa yang akan dilakukan.
· Perencanaan adalah suatu cara yang
memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan
berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi
sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
· Perencanaan merupakan usaha sadar dan
pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal
yang akan dikerjakan di masa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Ketika
dikaitkan dengan sistem pendidikan dalam suatu organisasi kependidikan, maka
perencanaan pendidikan menurut ST Vembriarto (1988 : 39) dapat didefiniskan
sebagai penggunaan analisa yang bersifat rasional dan sistematis terhadap
proses pengembangan pendidikan yang bertujuan untuk menjadikan pendidikan
menjadi lebih efektif dan efisien dalam menanggapi kebutuhan dan tujuan
murid-murid serta masyarakat.
Planning atau
perencanaan adalah keseluruhan proses dan penentuan secara matang tentang hal-hal
yang akan dikerjakan di masa akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditentukan.
Berbagai
pendapat diatas menyiratkan bahwa perencanaan merupakan proses yang berisi
kegiatan-kegiatan berupa pemikiran, perhitungan, pemilihan, penentuan dan
sebagainya. Semuan itu dilakukan dalam rangka tercapainya tujuan tertentu. Pada
hakekatnya perencanaan merupakan proses pengambilan keputusan atas sejumlah
alternative (pilihan) mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan di
masa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan
dan penilaiannya atas hasil pelaksanaannya, yang dilakukan secara sistematis
dan dan berkesinambungan.
Dalam dunia ilmu
manajemen modern, istilah perencanaan sudah sangat tidak asing dan dianggap sebagai
salah satu pilar penting manajemen yang lima yaitu perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), implementasi atau pelaksanaan (actuating),
koordinasi (coordinating) dan pengawasan (controlling).
Dalam ilmu
manajemen modern, istilah perencanaan (planning) sudah sangat tidak asing dan
dianggap sebagai salah satu pilar yang memiliki fungsi vital. Melalui perencanaan sebuah program memiliki
landasan yang efektif bagi tercapainya tujuan serta efektivitas pendayagunaan
sumber-sumber daya yang ada. Perencanaan juga menjadi garis-garis batas untuk
mengontrol terjadinya deviasi atau penyimpangan.
Perencanaan
(planning) oleh Mondy dan Premeaux dalam bukunya Management: Concepts,
Practices and Skills didefinisikan sebagai “proses menentukan apa yang seharusnya
dicapai dan bagaimana mewujudkannya dalam kenyataan.”
Dari
definisi ini maka perencanaan dalam dakwah dapat dimaknai dengan upaya-upaya
yang dilakukan dalam menentukan tujuan dan target sebuah aktifitas dakwah
melalui pengumpulan data-data dan menganalisisnya untuk kemudian merumuskan
metode dan tata cara untuk merealisasikannya dengan seoptimal mungkin. Dalam
kaitan ini sebuah perencanaan dakwah hendaknya memenuhi tiga unsur utama sebuah
perencanaan yaitu:[5]
1. Pengumpulan data
2. Analisis fakta
3. Penyusunan rencana yang konkrit.
Dalam
perencanaan terlebih yang harus diperhatikan yaitu apa yang harus dilakukan dan
siapa yang akan melakukannya. Jadi, perencanaan disini berarti memilih
sekumpulan kegiatan dan keputusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan,
bagimana, dan oleh siapa.
Perencanaan
yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi diwaktu yang akan
datang, terhadap mana perencanaan dan kegiatan yang akan diputuskan akan
dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana di buat. Keperluan
merencanakan ini terletak pada kenyataan bahwa manusia dapat mengubah masa
depan menurut kehendaknya. Manusia tidak boleh menyerah pada keadaan dan masa
depan yang menentu tetapi menciptakan masa depan itu.
Masa depan
adalah akibat dari keadaan masa lampau, keadaan sekarang dan disertai dengan
usaha-usaha yang akan kita laksanakan. Dengan demikian landasan dasar
perencanaan adalah kemampuan manusia untuk secara sadar memilih alternative
masa depan yang dikehendakinya dan kemudian mengarahkan daya upayanya untuk
mewujudkan masa depan yang dipilihnya dalam hal ini manajemen yang akan
diterapkan seperti apa. Sehingga dengan dasar itulah maka suatu rencana itu
akan terealisasikan dengan baik.
Setelah
mengamati pendapat beberapa ahli atau pakar maka dengan demikian perencanaan
mengandung beberapa unsur yaitu:
· Tujuan yang ingin dicapai
· Kegiatan yang akan dilaksanakan
· Orang yang akan melaksanakannya
· Perangkat yang di butuhkan
· Orang yang akan mengawasi pelaksanaannya.
B.
Kandungan Ayat-Ayat Al-Quran yang Terkait
1. Dalam surah al-Hasyr ayat 18
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ
وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُون
Terjemahannya :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok ; dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.[6]
Ma qaddamat
ligad yang artinya memperhatikan apa yang telah dilakukan untuk hari esok pada
firman Allah tersebut dapat kita tafsirkan dan kita buktikan bahwa Alquran
telah memperkenalkan teori perencanaan baik berkaitan dengan perencanaan dalam
kehidupan di dunia maupun untuk kehidupan di akhirat. Dalam tafsir Ibnu Katsir
menjelas kan bahwa intropeksilah diri kalian sebelum kalian diintropeksi dan
lihatlahlah amalan apa yang telah kalian simpan untuk bekal hari kiamat.
Imam
Al-Ghozali kemudian menafsirkan ayat
diatas sebagai berikut; bahwa manusia diperintahkan untuk memperbaiki dirinya,
untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, dimana proses
kehidupan manusia tidak boleh sama dengan kehidupan yang sebelumnya (kemarin),
disamping itu kata perhatikanlah menurut Iman Al-Ghazali mengandung makna bahwa
manusia harus memperhatikan dari setiap perbuatan yang dia kerjakan, serta
harus mempersiapkan diri (merencanakan) untuk selalu berbuat yang terbaik demi
hari esok.
Prof.
Dr. Quraish Shihab dalamnya tafsir “al-Misbah” nya, menafsirkan bahwa ayat
tersebut berbicara mengenai perencanaan. Beliau mengatakan bahwa kata
“waltandzur’ nafsumma koddamat lighod”, mempunyai arti bahwa manusia harus
memikirkan terhadap dirinya dan merencanakan dari segala apa yang menyertai
perbuatan selama hidupnya, sehingga ia akan memperoleh kenikmatan dalam
kehidupan ini. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
حاسب نفسه في
الدنيا قبل أن يحاسب يوم القيامة
Artinya: Orang yang cerdas adalah orang yang
mampu menghitung-hitung amal perbuatannya dan mempersiapkan amalan untuk hari
esok” (HR. at-Turmudzi).
Perintah untuk
memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok, dipahami oleh
Thabathabai yang dikutip dalam Tafsir al-Misbah sebagai perintah untuk evaluasi
terhadap amal-amal yang dilakukan. Ini seperti seorang tukang telah
menyelesaikan pekerjaannya. Ia dituntut untuk memperhatikannya kembali agar
menyempurnakan nnya bila telah baik, atau memperbaikinya bila masih ada
kekurangannya, sehingga jika tiba
saatnya diperiksa, tidak ada lagi kekurangan dan barang tersebut
terlihat sempurna.
Dalam
sudut pandang Islam, perencanaan yang menyeluruh tidak hanya meliputi cara
berfikir strategis saja (dengan berbagai alat berfikir), tapi yang lebih
penting adalah menempatkan keyakinan/keimanan kepada Allah SWT sebagai
satu-satunya yang Maha Berkehendak, Maha Mengabulkan dan Maha Mengetahui yang
terbaik bagi mahklukNya, sementara manusia hanya bisa berencana sebagai salah
satu bentuk ikhtiar, tinggal lagi manusia cukup berserah diri berharap agar
pencapaian dari sebuah rencana adalah ridho-Nya semata.
Ayat al-Qur’an
diatas menekankan tentang prosepencapaian tujuan dari perencanaan yang tidak
boleh melihat hanya di satu waktu saja. Di ayat tersebut Allah menegaskan
kepada orang-orang beriman bahwa sebagai bentuk takwa kepadan-Nya, kita
haruslah memperhatikan segala perbutan yang dilakukan. Hal ini sejalan dengan
prinsip dasar Perencanaan dimana tujuan dalam pelaksanaan perencanaan adalah
tujuan jangka panjang dan berkelanjutan serta orientasi pelaksanaannya pun
harus memiliki pengaruh positif.
Perencanaan
dalam fungsi mamagement amat penting. Suatu kegiatan yang sukses biasanya
merupakan indikasi dari perencanaan yang matang. Bahkan dalam kegiatan-kegiatan
tertentu kita perlu menyiapkan beberapa lapis perencanaan agar ketiatan
tersebut dapat mencapai sukses maksimal sebagaimana yang kita kenal dengan
istilah ; Plan A, Plan B dan Plan c, dan seterusnya.
2. Surah Shad ayat 27:
وَمَا خَلَقْنَا
السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلًا ذَلِكَ ظَنُّ الَّذِينَ
كَفَرُوا فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنَ النَّارِ
Terjemahannya:
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya
tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka
celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.
Allah menjelaskan bahwa Dia menjadikan langit,
bumi, dan makhluk apa saja yang tidak sia-sia. Langit dengan segala bintang
yang menghiasi, matahari yang memancarkan sinarnya diwaktu siang dan bulan yang
menampakkan bentuknya yang berubah-rubah dari malam ke malam, sangat bermanfaat
bagi manusia. Semua itu diciptakan dengan penuh perencanaan yang sangat besar
bagi kelestarian makhluk ciptaan-Nya dan sebagai rahmat yang tak ternilai
harganya.
Dalam ayat
diatas menjelaskan bahwa, Allah menjelaskan Ia menciptakan alam semesta ini
dengan bathil (sia-sia), akan tetapi didalamnya mengandung banyak sekali
hikmah.
3. Surah al-Qashash ayat 77
وَأَحْسِنْ كَمَا
أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ
لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِين
Artinya : Dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Ayat tersebut
mengunakan redaksi yang bersifat aktif ketika berbicara tentang kebahagiaan
akhirat, bahkan dengan menekanya untuk bersungguh dan dengan sekuat tenaga
berupaya meraihnya.[7]
Ayat ini bisa kita pahami secara konteks
dan hal ini menandakan bahwa segala sesuatu yang ingin kita capai harus di
dasari dengan penuh perencanaan yang matang demi mencapai apa yang kita
inginkan.
Dan masih banyak
lagi ayat-ayat al-qur’an yang menjelaskan tentang Perencanaan itu sendiri.
C.
Manfaat dari Perencanaan
· Karena perencanaan meliputi usaha
untuk memetapkan tujuan atau memformulasikan tujuan yang dipilih untuk dicapai,
maka perencanaan haruslah bisa membedakan point pertama yang akan dilaksanakan
terlebih dahulu.
· Dengan adanya perencanaan maka
memungkinkan kita mengetahui tujuan-tujuan yang kan kita capai.
· Dapat memudahkan kegiatan untuk
mengidentifikasikan hambatan-hambatan yang akan mungkin timbul dalam usaha
mencapai tujuan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan
sebelumnya maka dapat dibuat beberapa poin sebagai kesimpulan yaitu:
·
Perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah
diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan
dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya
·
Ada beberapa ayat – ayat al-Qur’an yang terkait masalah perencanaan dan
pesan intinya adalah “hendaknya setiap apa yang ingin diraih harus dengan
perencanaan yang matang agar apa yang ingin dicapai bisa diraih dengan
semaksimal mungkin”.
·
Manfaat dari perencanaan itu sendiri yaitu salah satunya dapat
mendeteksi adanya hambatan-hambatan yang dapat menggagalkan apa yang
diinginkan..
B.
Saran
Dalam
penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan, baik
dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya dan dari segi isi
juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kepada
para pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan masukan yang
bersifat konstruktif untuk perbaikan di masa mendatang.
DAFTAR
PUSTAKA
Agama, RI Departemen,al-qur’an dan Terjemahannya.
Bandung : Sygma Examedia Arkaleena, t.th.
Agama RI, Departemen Al-Quran dan Tafsirnya. Jakarta :
DIPA Badan Litbang, 2007.
Bukha>ri, Dkk, Azas-azas Manajemen. Yogyakarta :
Aditya Media, 2005.
Hamzah, Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi
Aksara, 2006.
I>’sya Abu> ‘>sya, Muhammad bin. Al-Ja<mi
as-Shahih ath-Tirmidzi. Beirut ; Da>r Ihya> At-Tu>rats
al-‘Araby, t.th.
M. Echols, Jhon dan Hasan Shadily, Kamus Bahasa Inggris
Indonesia . Ed; III, Jakarta : PT. Gramedia Utama, 1998.
Mubarakfuri, Shafiyyurrahman. Shahih Tafsir Ibnu
Katsir. Cet; IV, Jakarta: Pustaka Ibnu Katsir, 2011.
Pusat Bahasa, Tim Penyusun Kamus. Kamus Besar Bahasa
Indonesia .Ed; III, Jakarta : Balai Pustaka, 2002.
P. Siangian , Sondang. Fungsi-fungsi Manajerial . Cet;
IV, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2002.
Sa’ud , Udin Syaefuddin dan Abi Syamsuddin Makmun. Perencanaan
Pendidikan. Bandung: Rosdakarya, 2005.
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Ciputat
: Ciputat Press, 2005.
Shihab,
Quraish. Membumikan al-Qur’an . Cet; XXVIII, Bandung: Mizan Pustaka,
2004.
Shihab, M.Quraish, Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera
Hati, 2002.
Usman,Husaini. Manajemen, teori, Praktek dan Riset
Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara, 2006.
[1]
Departemen Agama RI,al-qur’an
dan Terjemahannya (Bandung : Sygma Examedia Arkaleena,
t.th) h. 262
[2]
Departemen Agama RI,al-qur’an
dan Terjemahannya ,h.2
[3]
Tim Penyusun Kamus Pusat
Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Ed; III, Jakarta : Balai
Pustaka, 2002 ) h.94
[4]
Prof. Dr. Sondang P.
Siangian, MPA, Fungsi-fungsi Manajerial (Cet; IV, Jakarta : PT. Bumi
Aksara, 2002), h.49
[5]
Udin Syaefuddin Sa’ud dan Abi
Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan, ( Bandung :
Rosdakarya, 2005 ), h.3
[6]
Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Shahih Tafsir Ibnu Katsir, (Cet;
IV, Jakarta: Pustaka
Ibnu Katsir, 2011), h. 36
[7]
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002),
h.130
Komentar